Surat-surat Cinta Kepada Bulan

Oky Primadeka


Bulan, apakah surat-surat cinta yang kukirimkan sudah
sampai ke tanganmu? Sebab aku cemas ada burung malam
yang menyembunyikannya dalam lelap gelap. Surat-surat itu
berisi cerita-cerita kecilku saat aku sering salah mengetik
huruf dalam sajak-sajakku karena bayangkan pelangi indah
di matamu.

Bulan, tahukah bahwa bungkus surat-surat cinta yang
kukirimkan padamu adalah amplop yang kusulap dari
cahaya. Sengaja kubuat dari percik-perciknya agar rinduku
tak padam padamu.

Bulan, surat-surat cintaku padamu kugambari motif bunga
Jasmine. Pada tiap lekuk kembangnya kutiupkan namamu.
Sengaja agar namamu selalu harum dan terus mengalir di tiap
denyut nadiku.

Bulan, kertas yang kupakai untuk menulis surat-surat
cintaku padamu adalah kertas yang kubeli di toko tanpa
nama. Tak ada garis-garis di dalamnya seperti pada kertas
lazimnya. Sengaja, agar ungkapan cintaku tak terbatasi olehnya.
Aku ingin mencintaimu sepuas-puasnya.

Bulan, tinta yang kugunakan pun hanya tinta hitam.
Aku tak ingin cintaku terbaur warna lainnya.
Karena yang kuingat hitam adalah warna alis tebalmu.
Alis yang tersusun rapi seperti hutan kayu, menyesatkanku.

Bulan, seperti kusebutkan di awal sajak ini, cerita-cerita
kecil di surat-surat cintaku padamu sebagian besar adalah
cerita saat-saat aku salah mengetik huruf dalam sajak-sajakku.
Aku senang karena mengingatmu bagiku adalah zikir tanpa akhir.
Namamu adalah bisikan manja yang menuntunku berjalan susuri
belantara buku.

Bulan, jika redup malam buatmu gugup, maka tepiskanlah
pendar gelapnya karena ada butiran tasbih cahaya yang
kulekatkan di tiap petikan huruf-huruf namamu. 
  
Bulan, jika surat-surat cintaku belum juga sampai padamu,
maka sajak ini adalah caraku menyatakannya kembali padamu.
Aku yakin dengan ini cintaku padamu 'kan terus meruang dan mewaktu.


Ciputat,
Kamis, 5 Juni 2014

Posting Komentar

  © Sepucuk Daun Blog Puisi Oky Primadeka by Ourblogtemplates.com 2014

Log In